Rabu, 20 Januari 2010

virtual gamelan


Bagi siswa SMA Negeri 1 Prembun, Kabupaten Kebumen, komputer tidak lagi sebatas alat untuk mengetik atau mengakses situs jejaring sosial. Laptop sudah menjelma menjadi seperangkat alat musik gamelan. Dengan teknologi baru ini, para siswa tidak kerepotan jika tampil di luar kota. Misalnya saat tampil di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah di Kota Semarang,

Minggu (13/12). Mereka cukup membawa sembilan unit laptop dengan program komputer bernama "Virtual Gamelan" yang sudah tertanam di dalamnya. Setiap laptop digunakan untuk memainkan satu jenis alat musik. Dwi Wibowo (20), siswa SMA 1 Prembun, bertugas memainkan bonang. Teman-temannya memainkan jenis alat musik yang berbeda. Seperti layaknya sebuah grup karawitan, keharmonisan yang mereka munculkan menghasilkan bunyi gamelan yang mirip aslinya. "Awalnya susah sekali memainkan gamelan dengan cara ini," kata Dwi.
Untuk memainkan gamelan virtual ini, tiap siswa memainkan alat musik dengan memencet mouse komputer. Pada layar monitor tiap laptop, terlihat bentuk alat musik yang mereka mainkan. Untuk memukul alat musik itu, mereka harus mengarahkannya dengan menggunakan mouse komputer. Pada pergelaran malam itu, mereka memainkan tiga gendhing Jawa, yaitu "Praon", "Ojo Dipleroki", dan "Mayang Sewu". Ada empat siswi SMA 1 Prembun yang bertugas sebagai sindhen atau penyanyi. Sementara empat siswa lainnya memerankan tokoh punakawan untuk menyegarkan penampilan mereka. Teknologi inovatif yang diciptakan guru kesenian di SMA Negeri 1 Prembun, Joko Triyono, itu mampu membuat siswa semakin mencintai gamelan. "Sebelum kenal dengan peralatan baru ini, saya sama sekali tidak suka gamelan," kata Dwi. Bagi Dwi, cara memainkan gamelan secara virtual ini cukup menyenangkan. Memainkan gamelan dengan komputer ini mirip memainkan sebuah permainan komputer. "Saya cepat suka dengan gamelan virtual karena sebelumnya saya ketagihan bermain permainan komputer," kata Dwi. Alat berlatih Melihat ketertarikan para siswa, Joko Triyono pun berencana merilis program "Virtual Gamelan" itu pada 2010. Dengan demikian, program yang diciptakan pada 2006 ini dapat digunakan para siswa sekolah lain untuk berlatih gamelan. "Seperangkat alat gamelan itu cukup mahal dan berat. Hal itu yang menyebabkan banyak sekolah tidak bisa berlatih gamelan," kata Joko. Program komputer itupun juga mudah "ditanam" dalam komputer karena ukurannya sangat kecil, yaitu sekitar 3 mega byte. Dengan ukuran kecil, program itu dapat disimpan dalam sebuah flash disk. Joko mengaku ada dua jenis alat musik gamelan yang belum bisa dimasukkan dalam programnya, yaitu siter dan rebab. Alasannya, Joko belum menemukan cara memainkan alat itu dengan sebuah mouse komputer. (Herpin Dewanto)